Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Kandang Waktu Produktivitas Diri

Projek Ruang Berkarya Ibu yang saya ikuti kini telah memasuki materi ketiga. Pada materi ini, kami belajar tentang manajemen waktu seorang ibu. Adapun tugasnya, kami diminta membuat schedule harian yang meliputi ranah keluarga dan ranah produktif. Berikut ini schedule harian saya : Waktu Aktivitas 03.00-05.00 Sholat, Menulis 05.00-06.00 Mencuci Piring 06.00-07.00 Mempersiapkan Sarapan Pagi 07.00-07.30 Mengantar Sekolah, Pijat-pijat Ayah 07.30-08.00 Bersih-bersih Rumah 08.00-11.00 PAUD atau Menemani Saka bermain 11.00-12.00 Menjemput Reksa, Jadwal ngonline 12.00-13.00 Membaca Buku 13.00-15.00 Istirahat Siang 15.00-17.00 Menemani anak-anak bermain ( Out Door Activity ) 17.00-18.0

Ada Salju di Rumah Kami

Saya meyakini anak-anak terlahir kreatif. Itu terbukti saat akhir-akhir ini kondisi saya sedang tidak enak badan. Anak-anak menentukan permainannya sendiri tanpa saya intervensi. Dan ternyata, permainan mereka kreatif-kreatif. Seperti membuat salju di rumah. Bahannya, hanya menggunakan gabus bekas. Alat yang digunakan parut keju. Cara membuatnya, parut gabus seperti ketika memarut keju. Sesederhana itu. Tidak perlu membeli peralatan dan bahan yang tidak ada di rumah. Karena ceritanya anak-anak sedang merasakan musim salju, anak yang memarut berada di lantai dua. Sedang, anak yang merasakan salju di lantai bawah. Nah, dari situ anak yang sedang merasakan musim salju bernyanyi frozen sambil merasakan taburan salju dari atas. Agar adil, mereka gantian posisi. Anak yang semula berada di bawah, pada giliran berikutnya dia berada di atas. Anak yang semula memarut di atas, gantian merasakan musim salju di bawah. Namanya anak-anak, kejahilan pun ternyata ada pada mereka. Jadi, saat an

Tank Karya Saka

Karena sedang tidak enak badan, seharian ini Bunda kebih banyak tiduran. Anak-anak bermain sendiri tanpa pantauan Bundanya. Sore tadi, saat di kamar, Saka main lego ditemani Ayah. "Bikin tank kayak Mas Zidna kae, lho, Dek," Saran Ayah pada Saka. "Aku nggak bisa, Yah," timpal Saka. "Bisa! Saka kan pinter!" puji Ayah dengan maksud agar Saka terdorong untuk berusaha. "Gimana caranya, Yah?" Saka bingung memulainya. "Bikin pesawat dulu. Saka sudah bisa bikin pesawat, kan?" "Oh, ya." Saka mulai membuat pesawat dari lego. "Dua dijejer, Dek!" Saka menjejerkan dua pesawat yang dibikinnya. "Terus kanan kirinya tambahi lego yang banyak." Ayah memberi instruksi. Saka sibuk menambah lego di atas, kanan dan kiri pesawat. Dia juga menambahkan alat untuk menembak di bagian depan tank. "Wah, mau ambruk, Yah," keluh Saka mau menangis. "Ditambah roda lagi biar nggak ambruk." Saka menambah rod

Memberi Ruang Imajinasi dan Kreativitas Anak

Demi agar anak saya kreatif, dulu saya menstimulasi anak-anak dengan cukup ketat. Hampir tiap hari saya mengajak anak-anak membuat kerajinan tangan. Seperti origami, mewarnai, menggambar, hingga membuat mainan dari bahan kardus. Tidak ada yang salah dengan apa yang saya tuju. Tapi, lama kelamaan justru saya sendiri yang merasa terbebani. Karena anak-anak kadang ogah-ogahan diajak berkegiatan, dan akhirnya sayalah yang memulai hingga mengakhirinya. Sampai kemudian, Reksa masuk sekolah TK. Yang artinya waktu pagi sudah digunakannya untuk belajar di sekolah. Saya pun kemudian mengubah jadwal siang hari sebagai waktu bebas berimajinasi dan berkreasi untuk anak-anak. Apapun boleh dilakukan, asal tidak menggunakan media gadget atau TV. Dampak dari pemberian ruang ini cukup positif. Imajinasi dan kreativitas anak-anak jadi berkembang. Mereka biasa berinisiatif sendiri akan bermain apa hari itu. Biasanya mereka merawat boneka, menjadi dokter kecil, membuat rumah-rumahan dari kardus, men

Ruang Bakat dan Peran

Setelah berhasil mengetahui bakat dan peran melalui tugas materi pertama, pada tugas selanjutnya kami diajak membuat ruang untuk bakat dan peran tersebut. Sebagian besar, saya sudah mempunyai ruang untuk bakat dan peran saya. Hanya saja bakat dan peran tersebut belum maksimal dikembangkan. Berikut ini ruang untuk 7 bakat dominan diri dari 34 tema bakat dalam kehidupan sehari-hari, berkeluarga ataupun berkomunitas : 1. BELIEF Saya senang melayani dan mendahulukan orang lain. Terutama pelayanan dalam bidang pendidikan. Ruang untuk pengembangan bakat dalam pelayanan saya adalah Rumah Jingga . Rumah baca yang saya dirikan bulan Desember tahun lalu di rumah saya sendiri. Rumah baca ini melayani peminjaman buku dan pengembangan kreativitas anak-anak di sekitar tempat tinggal kami. Karena masih tahap pengenalan kepada masyarakat, peminjaman buku masih menggunakan sistem door to door. Jadi, saat saya mengantar anak main ke rumah tetangga, saya sekalian membawa buku. Saya memperl

Agar Kaki Tidak Sakit

"Bun, ini kupakai, ya!" kata Reksa sambil menunjukkan keset pada saya. "Ya. Mau dipakai buat apa?" "Nananina," jawab Reksa asal. Ampun, batin saya mendengar jawaban Reksa. Mmm... Mungkin dipakai buat mainan rumah-rumahan, pikir saya. "Wih, susah banget digunting," keluh Reksa sambil menenteng keset. Mendengar kata gunting, otomatis saya menoleh. "Loh, kenapa digunting?" tanya saya ingin tahu. Yah, sebagai emak irits, saya masih eman kalau keset itu digunting-gunting tidak jelas untuk apa. "Mau tak taruh di pedal. Biar kakiku nggak sakit," jelas Reksa. Oh, saya baru paham mengapa Reksa mau menggunting keset. Ternyata mau dipakai buat bantalan pedal. "Ya pakai kain yang tidak terpakai. Kalau keset susah digunting, Mbak. Lagian kesetnya masih dipakai." Reksa mencari ke lemari kamarnya. Beberapa saat kemudian dia sudah menenteng celana pendek yang sudah tidak dipakainya. "Ini, Bun?" "Ya. Boleh.

Bekal Alia

“ Alia, jangan lupa bekalnya dibawa, Sayang,” kata Bunda mengingatkan Alia sesaat sebelum dia berangkat sekolah. “ Ya, Bunda. Makasih..” jawab Alia sambil menerima bekal makanan yang sudah disiapkan Bunda. Alia membuka bekal makanannya. Ada nasi putih, orak-arik brokoli, nugget kesukaannya dan buah pisang. Oh ya, satu lagi, susu segelas. Sejujurnya Alia paling malas kalau harus membawa bekal makanan ke sekolah. Lihat saja, dia harus ribet membawa dua tas. Satu tas ransel yang berisi buku dan peralatan belajarnya, satu lagi tas makanan yang harus dia tenteng. Pernah suatu kali Alia protes pada Bunda. Alia meminta uang jajan lebih saja dibanding mesti repot membawa bekal. Tapi apa jawaban Bunda? “ Alia, Bunda bisa saja memberimu uang lebih, tapi Bunda khawatir dengan makanan yang ada di luar, Sayang. Tidak semuanya higienis. Bagaimana kalau nanti Alia malah sakit perut? Lagian, kamu kan tinggal memilih bekal yang kamu sukai di warung,” jelas Bunda menasehati Alia.

Saka Belajar Tanggung Jawab

“ Dek, lantainya dibersihkan dulu,” pinta saya pada Saka untuk ketiga kalinya. Saka tetap meneruskan mainannya tanpa menoleh ke arah Bunda. “ Fiuuh...” saya menghela napas sambil membuang energi negatif. Jika mau cepat, bisa saja saya langsung membersihkan bekas susu yang menempel di lantai. Tidak perlu menguras energi untuk meminta Saka yang seringnya kebanyakan alasan. Ya capeklah, ya baru mainanlah, bunda sajalah dan jawaban serupa yang membuat saya lelah jiwanya. Hahaha.. Namun, saya adalah ibu yang bertugas membimbing anak agar terlatih life skillnya. Oleh karenanya, saya harus mencari cara bagaimana Saka mau membersihkan lantai. Tentu saja tanpa ancaman dan tangisan. Sebelumnya, Saka mau mengerjakan tapi selalu disertai ancaman dari orang tua dan tangisan Saka. Saya tidak ingin kejadian seperti itu terulang lagi. Saya teringat materi komunikasi produktif kel

Identifikasi Bakat dan Peran

Alhamdulillah, mulai bulan Maret 2018, saya mengikuti Ruang Berkarya Ibu Projek 2. Apa itu Ruang Berkarya Ibu, akan saya jelaskan dalam tulisan terpisah. Dalam tulisan ini saya fokus pada tugas pertama dari RBI yakni identifikasi bakat dan peran. Sebelum mengerjakan tugas pertama, kami mendapat pemaparan dari Abah Rama Royani tentang “Memahami dan Mengidentifikasi Bakat Diri”. Selanjutnya, kami mendapat tugas untuk mengidentifikasi bakat dan peran menggunakan Pandu 45 dan ST 30. Identifikasi 7 bakat dominan diri dengan indikator 34 tema bakat dalam Pandu 45. Berikut bakat dominan diri saya : 1. BELIEF Saya suka sekali melayani dan mendahulukan orang lain. Pelayanan terhadap orang lain ini terutama dalam hal pendidikan. Saat saya bekerja di ranah publik, saya senang bekerja di perpustakaan karena di tempat tersebut saya bisa melayani kebutuhan informasi dan literasi warga sekolah. Saat saya memutuskan bekerja di ranah domestik, saya senang melayani kebutuhan anggota kelu

Mengulas Cerita Anak Realis

  Bulan ini, Rumbel Menulis IP Jogja belajar bagaimana menulis cerita anak realis. Untuk bisa menulis cerita anak realis dengan baik, terlebih dahulu kami diminta oleh pemateri untuk mengulas unsur intrinsik sebuah cerita. Saya pun mengambil cerita dari Pak Bambang Irwanto yang berjudul “Cangkir Cantik Kesayangan Ibu”. Berikut ini ulasan saya tentang cerita anak tersebut : Judul Judul ceritanya adalah “Cangkir Cantik Kesayangan Ibu” karya Bambang Irwanto. Tema Kasih sayang keluarga Tokoh Tokoh dalam cerita ini adalah Tia, Ibu, Nenek dan Mak Uwi. Penokohan Tia memiliki watak senang membantu, ceplas-ceplos dan sangat penasaran. Ibu memiliki watak senang mengoleksi barang dan mudah memaafkan. Nenek memiliki watak jujur. Mak Uwi memiliki watak penyayang. Latar Cerita ini memiliki latar di dua tempat, yakni : - Di toko serba ada : saat ibu membeli satu set cangkir - Di rumah : hari saat nenek datang Alur

KRAAAK!

Oleh : Maftuha Jalal Semua penghuni laut sedang sibuk di taman terumbu karang. Ada yang menghias panggung dengan ganggang dan rumput laut. Ada yang latihan paduan suara. Ada juga yang latihan menari dengan diiringi tabuhan cangkang kerang. Namun, ada satu yang tidak bergabung. Dia adalah Lolo Lobster. Lolo Lobster duduk di rumahnya. Matanya menatap sedih ke arah bajunya yang robek. “Bagaimana bisa menari jika bajuku robek begini,” ratap Lolo. Dia teringat latihan-latihannya selama ini. Dia berharap bisa tampil menari di perayaan hari laut sedunia esok hari. Tapi, tadi sewaktu akan berangkat latihan, tanpa tahu kenapa bajunya tiba-tiba robek. Sayup-sayup Lolo mendengar suara cangkang kerang ditabuh. Wah, latihannya sudah mulai. Aduh, bagaimana ini? Aku harus mencari cara agar bisa tetap ikut latihan, pikirnya dalam hati. Dia pun berjalan ke arah lemari. Tapi saat baru menggerakkan tubuhnya ... “ KRAAAK” terdengar sebuah suara di bagian bawah tubuhnya. Lolo melihat ke