Pagi
hari saat akan mengantar Reksa ke sekolah, saya mendengar suara
burung bercuit. Bukan cuitan dari burung peliharaan, tapi cuitan
burung yang biasa hinggap di pepohonan sekitar rumah kami. Meski
sudah biasa, saya selalu bahagia mendengarkannya.
“Wuih,
suara burungnya bagus ya, Mbak. Bersyukur, kita hidup disini. Nggak
harus piara burung, udah denger suaranya tiap hari.” Saya memulai
obrolan sambil mengeluarkan motor dari garasi.
“Iya,
Bun. Bersyukur banget, yo.” Reksa mengiyakan omongan saya.
“Bisa
mendengarkan suara burung ki rejeki dari Tuhan loh, Mbak.”
Reksa
menghentikan ikatan sepatunya. Dia menaghadap ke arah saya. “Rejeki?”
“Iya.
Kan Tuhan yang mengirim burung itu kesini. Reksa seneng kalau ada
banyak burung di sekitar sini?”
“Yo
jelas seneng banget, Bun,” ungkapnya sumringah.
“Bunda
juga seneng. Alhamdulillah, rumah kita disini. Masih banyak
pepohonan. Masih banyak burung.” Saya
melihat alam di sekitar rumah. Bersyukur dengan anugerah Tuhan yang
luar biasa ini.
“Siap,
Bun”
Saya
melihat Reksa sudah selesai mengikat tali sepatu. “Yuk, kita
berangkat sekolah.”
#KuliahBunsayIIP
#Tantangan10Hari
#Level8
#RejekiItuPastiKemuliaanHarusDicari
#CerdasFinansial
Komentar
Posting Komentar